Juzz 22 ترجمہ و مختصر تفسیر Quran Recitation Urdu...
Quran Recitation Urdu Translation and Brief Tafseer Para 22
Translation and Tafseer By Maulana Syed Zeshaan Haider Jawwadi
Quran Recitation Urdu Translation and Brief Tafseer Para 22
Translation and Tafseer By Maulana Syed Zeshaan Haider Jawwadi
119m:42s
8878
Juzz 23 ترجمہ و مختصر تفسیر Quran Recitation Urdu...
Quran Recitation Urdu Translation and Brief Tafseer Para 23
Translation and Tafseer By Maulana Syed Zeshaan Haider Jawwadi
Quran Recitation Urdu Translation and Brief Tafseer Para 23
Translation and Tafseer By Maulana Syed Zeshaan Haider Jawwadi
116m:59s
9288
Juzz 30 ترجمہ و مختصر تفسیر Quran Recitation Urdu...
Quran Recitation Urdu Translation and Brief Tafseer Para 30
Translation and Tafseer By Maulana Syed Zeshaan Haider Jawwadi
Quran Recitation Urdu Translation and Brief Tafseer Para 30
Translation and Tafseer By Maulana Syed Zeshaan Haider Jawwadi
143m:22s
10603
[13/12/2015] ‘Nigeria captura a Al-Zakzaky para reprimir derechos de...
El destino del líder del Movimiento Islámico de Nigeria, el Sheij Ibrahim al-Zakzaky, es desconocido tras un asalto del Ejército nigeriano...
El destino del líder del Movimiento Islámico de Nigeria, el Sheij Ibrahim al-Zakzaky, es desconocido tras un asalto del Ejército nigeriano contra su residencia en la ciudad de Zaria.
Según algunos informes, el asesor, la esposa y el hijo del líder chií han perdido la vida en la incursión.
Al menos siete personas han sido asesinadas este domingo. El sábado el ejército perturbó una ceremonia religiosa de los chiíes, provocando los choques.
El analista internacional Galeb Moussa Hamad aborda el tema desde Buenos Aires, capital argentina, en una entrevista con HispanTV.
¡Suscríbete a HispanTV!
https://www.youtube.com/user/hispantv...
El grupo de HispanTV les recuerda a los seguidores de nuestra página en Youtube de que en el caso de que no se suban nuevos vídeos, en 48 horas, esto significa que han bloqueado el acceso de este canal a su cuenta en YouTube. De ser así, haga Clic en el siguiente enlace para obtener nuestra nueva dirección en YouTube:
http://93.190.24.12/detail.aspx?id=24...
3m:15s
5207
[May 2018] 10 Minutos: Elecciones parlamentarias en Irak - Spanish
El próximo 12 de mayo alrededor de 24 millones de iraquíes podrán ejercer su derecho a voto para elegir a los miembros del Parlamento, quienes a...
El próximo 12 de mayo alrededor de 24 millones de iraquíes podrán ejercer su derecho a voto para elegir a los miembros del Parlamento, quienes a su vez elegirán al próximo presidente y al primer ministro de Irak. Casi 7000 candidatos compiten por 329 escaños.
Los ganadores de estos comicios a nivel nacional enfrentarán la abrumadora tarea de la reconstrucción de Irak tras una guerra de tres años contra el grupo terrorista EIIL (Daesh, en árabe) y una lucha contra la corrupción que está agotando sus ingresos petroleros.
10m:9s
2880
کھیل بھی عبادت | ولی امرِ مسلمین جہان |...
اقتباس از: ولی امرِمسلمین سیدعلی خامنہ ای حفظہ اللّٰہ کا ایشین پاراگیمز(Asian Para...
اقتباس از: ولی امرِمسلمین سیدعلی خامنہ ای حفظہ اللّٰہ کا ایشین پاراگیمز(Asian Para Games)میں میڈل جیتنےوالےایرانی کھلاڑیوں سےخطاب
کیا اسپورٹس کی اسلام میں کوئی اہمیت ہے؟
کیا کھیل کے میدان میں بھی ثواب حاصل کیا
جاسکتا ہے؟
کھیل کی آڑ میں اپنے ملک کے لیے کیسے سیاسی فائدہ حاصل ہوسکتا ہے؟
#ویڈیو #ولی_امرمسلمین #کھیل #اسپورٹس #چیمپیئن #اسلام #ثواب #سیاست
2m:35s
10060
Video Tags:
Wilayat,
Media,
WilayatMedia,
khel,
ibadat,
imam,
khamenei,
medal,
irani,
khiladi,
asian,
para,
games,
sports,
islam,
ehmiyat,
sawab,
mulk,
siayasi,
faida,
Hamas Knocked Out The Zionist Regime | Ayatollah Khamenei | November...
Excerpts from the speech delivered by the Leader of the Islamic Revolution, Imam Sayyid Ali Khamenei, in a meeting with Iran’s sports champions...
Excerpts from the speech delivered by the Leader of the Islamic Revolution, Imam Sayyid Ali Khamenei, in a meeting with Iran’s sports champions and medalists of the 2023 Asian Games and the Asian Para Games. This meeting took place in the Imam Khomeini Hussainiyah on November 22, 2023.
7m:25s
309
[MALAY] Vali Amr Muslimeen Ayatullah Ali Khamenei - HAJJ Message 2011
Pesan Ayatollah Sayyid Ali Khamenei
Pemimpin tertinggi Republik Islam Iran
kepada Para Jamaah Haji beitollah-il-Haram
1432 Hijriah
بسم...
Pesan Ayatollah Sayyid Ali Khamenei
Pemimpin tertinggi Republik Islam Iran
kepada Para Jamaah Haji beitollah-il-Haram
1432 Hijriah
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين و صلوات الله و تحياته علي سيد الانام محمد المصطفي و آله الطيبين و صحبه المنتجبين
Musim semi haji sudah tiba dengan kesegaran dan suasana spritual dan kecemerlangan dari Allah SWT, dan hati orang-orang beriman dengan keinginan yang amat besar akan terbang disekitar Ka\'bah ketuhanan dan kesatuan. Mekkah, Mina, Mash\'ar dan Arafat merupakan tempat para manusia beruntung yang merespon suara :
((و اذن في الناس بالحج ...))
berarti ajaklah manusia untuk pergi haji, dan hadir di jamuan Allah yang maha pengampun. Tempat suci ini adalah rumah keselamatan dan pusat hidayah yang ayat-ayat ilahi bersinar padanya dan payung perlindungan juga diperluas di atas kepala semua.
Bersihkan hati anda semua di dalam Zamzam Safa, zikir dan rendah hati; bukalah mata batin dengan ayat-ayat terang Allah; pilihlah ikhlas dan berserah diri yang merupakan tanda pengabdian hakiki; ulangilah berkali-kali cerita seorang ayah yang membawa anaknya Ismail ke tempat korban, dan kemudian mengenal jalan cerah dan terang yang telah dibuka untuk mencintai Allah yang Maha Kuasa, dan masuklah ke dalam jalan itu dengan usaha dan keinginan beriman dan niat jujur.
Magom Ibrahim adalah salah satu dari ayat-ayat tersebut. Tempat kaki Ibrahim a.s. di samping Ka\'bah suci merupakan satu satunya tanda magom Ibrahim. Magom Ibrahim adalah tempat ikhlas, ampunan dan pengorbanan; tempat istigomah terhadap keinginan hawa nafsu dan kecintaan ayah terhadap anaknya dan juga terhadap kekuasaan kafir dan syirik dan kekuatan namrud masa.
Dua jalan penyelamat ini sekarang terbuka di hadapan kita seluruh umat islam. Usaha, keberanian dan keinginan yang kuat dari kita semua dapat mengarahkan kita ke sasaran dan tujuan yang dibimbing oleh para Nabi mulai dari Adam sampai dengan Nabi Terakhir dan menjanjikan kemuliaan dan keberuntungan untuk para pengikut mereka.
Di hadapan Umat Islam yang amat mulia ini, sebaiknya para jamaah haji memperhatikan maslah-masalah penting dunia islam. Sekarang masalah yang paling pokok adalah kerusuhan dan revolusi di berbagai negara islam. Selama musim haji tahun lalu dan tahun ini terjadi beberapa kejadian di dunia Islam dimana kejadian-kejadian tersebut dapat merubah nasib umat islam dan menyampaikan kabar gembira tentang masa depan yang cemerlang, penuh kemuliaan, kemajuan material dan spritual. Di Mesir, Tunisia dan Libya, para diktator bejat yang mempunyai ketergantungan sudah jatuh dari takhta kekuasaan dan di beberapa negara islam lain juga gelombang-gelombang kerusuhan rakyat mengancam istana-istana kekuatan dan kekayaan mereka.
Lembaran baru sejarah umat ini telah terbuka, menyampaikan kebenaran tentang ayat-ayat terang ilahiah yang memberikan pelajaran-pelajaran yang sangat berharga. Kebenaran-kebenaran tersebut harus diimplementasikan dalam seluruh masalah bangsa-bangsa muslim.
Pertama, kini di tengah bangsa-bangsa yang sudah puluhan tahun berada di bawah kekuasaan asing, hidup suatu generasi muda yang mengambil resiko dengan penuh percaya diri dalam menghadapi para adi daya dan kemudian mulai berani berusaha merubah situasi.
Hal lain adalah bahwa meskipun adanya para penguasa sekular, dan usaha mereka untuk menghapuskan agama di Negara-negara tersebut, islam dengan pengaruhnya memberikan kecemerlangannya, seperti mata air segar dalam ucapan, perkataan dan perbuatan tumpukan-tumpukan manusia, telah mampu menjadi pembimbing hati dan lisan di Negara-negara tersebut, dan juga menghayati komunitas-komunitas dan perilaku mereka. Tempat-tempat adzan, mushala-mushala, takbir-takbir dan slogan-slogan islami adalah tanda terang dari kebenaran tersebut dan juga pemilihan umum akhir-akhir ini di Tunisia merupakan argumentasi sekaligus jawaban terhadap tuntutan tersebut. Tanpa keraguan, pemilihan umum yang bebas di setiap Negara Islam bisa menghasilkan layaknya demikian sebagaimana yang dihasilkan di Tunisia.
Satu hal lagi adalah bahwa dalam kejadian satu tahun terakhir ini, telah ditunjukkan bahwa Allah yang maha kuasa memberikan kekuasaan kepada bangsa-bangsa sehingga tak seorangpun dapat menghalanginya. Bangsa-bangsa itu dengan kekuatan ilahi mampu merubah nasib mereka sendiri untuk mencapai kemenangan ilahi.
Pemerintahan-pemerintahan adidaya khususnya Amerika Serikat, yang selama puluhan tahun dengan kebijakan politik dan militernya, mengabdikan negara-negara kawasan dan melakukan penjajahan ekonomi, budaya dan politik terhadap bagian sensitif dari dunia ini, kini dibenci oleh bangsa-bangsa kawasan tersebut. Kita harus yakin bahwa sistem-sistem baru hasil revolusi-revolusi ini tidak akan menjadi seperti sistem-sistem sebelumnya dan peta politik kawasan ini akan dibentuk dan digambarkan oleh bangsa mereka sendiri dengan orientasi kemuliaan dan kemerdekaan penuh mereka.
Hal lain adalah bahwa ciri munafik para adidaya barat telah dikenal oleh masyarakat negara-negara kawasan. Amerika Serikat dan Eropa dalam kasus Mesir, Tunisia dan Libya berusaha mendukung oknum-oknum mereka sendiri dan ketika bangsa-bangsa itu sudah berhasil, maka para adidaya itu memperlihatkan diri dengan kebohongan sebagai teman dan sahabat bangsa-bangsa yang sudah menghasilkan kemenangan itu.
kebenaran-kebenaran berharga dan ayat-ayat terang ilahiah, hasil kejadian-kejadian setahun terakhir di kawasan ini adalah lebih dari yang sudah dijelaskan dan orang-orang ahli siasat dapat melihat dan memahami kebenaran-kebenaran tersebut.
Akan tetapi kini seluruh umat islam, khususnya bangsa-bangsa yang sudah bangkit, memerlukan dua unsur pokok:
Pertama, melanjutkan untuk tetap istiqamah dan menghindari melemahnya keinginan. Berdasarkan firman Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW:
((فاستقم كما امرت و من تاب معك و لا تطغوا))
و ((فلذلك فادع واستقم كما امرت))
, dan juga dari lisan Nabi Musa a.s. :
((و قال موسي لقومه استعينوا بالله واصبرو، ان الارض لله يورثها من يشاء من عباده و العاقبه للمتقين))
Ketaqwaan terbesar untuk bangsa-bangsa yang sudah bangkit adalah bahwa jangan sampai terhentikan, dan jangan terbuai dengan keberhasilan-keberhasilan sementara yang telah diperoleh selama ini. Ini adalah bagian terpenting dari ketaqwaan yang telah Allah SWT anugerahkan yaitu masa depan yang cemerlang.
Kedua, kesadaran terhadap tipu-daya para negara adidaya-adikuasa sombong yang telah mengalami kerugian karena pemberontakan dan revolusi tersebut. Mereka tidak akan pernah diam dan dengan kekuatan politik, militer dan keuangannya akan memulai mempengaruhi negara-negara itu. Modal ataupun alat yang mereka gunakan adalah menyuap, mengancam dan menipu. Berdasarkan pengalaman, di antara orang-orang elit juga ada yang mudah ditipu dan disuap sehingga mereka mau tidak mau melayani musuh karena ketakutan, kerakusan dan jebakan. Oleh karena itu, para pemuda, para cendekiawan dan ulama harus lebih sadar.
Resiko yang amat berbahaya adalah campur tangan dan pengaruh barisan kafir dan sombong dalam pembentukan sisem politik baru di negara-negara ini. Mereka akan berusaha keras sehingga sistem-sistem baru itu tidak dibentuk berdasarkan identitas islami dan rakyat. Orang-orang yang menyukai negaranya dan memikirkan kemuliaan, harkat dan martabat dan kemajuan negaranya harus berusaha keras agar sistem-sistem baru ini dibentuk penuh berdasarkan keislaman dan kerakyatan. Peranan undang-undang dasar mereka itu adalah sangat penting. Persatuan nasional dan pengakuan agama, suku dan etnis di negaranya adalah syarat kemenangan mereka di masa depan.
Bangsa-bangsa berani yang telah berusaha bangkit di Mesir, Tunisia dan Libya dan bangsa-bangsa pejuang lainnya harus mengetahui bahwa satu satunya jalan penyelamat dari kezaliman dan tipuan Amerika Serikat dan para adi daya sombong itu adalah terwujudnya keseimbangan kekuasaan di dunia sesuai dengan kepentingan mereka. Jika para muslim ingin menyelesaikan permasalahannya dengan para adikuasa dunia harus menjadi sebagai negara besar dari segi kekuasaan, dan hal tersebut tidak dapat tercapai kecuali dengan kerja sama, persahabatan dan persatuan negara-negara islam. Ini merupakan wasiat Imam Khomeini, yang tak dapat terlupakan. Amerika Serikat dan NATO hanya dengan alasan mencari khadafi sang diktator kotor Libya itu, mengebom Libya dan rakyatnya selama beberapa bulan. Khadafi adalah seorang yang, sebelum revolusi bangsa Libya, merupakan sahabat Amerika Serikat dan NATO, mereka memeluknya, mencuri kekayaan Libya dengan berpura-pura mencium tanggannya. Setelah terjadinya revolusi, mereka dengan alasan mencari khadafi, menghancurkan semua infrastruktur Libya. Negara mana yang dapat mencegah pembunuhan massa dan kerusakan Libya oleh NATO? Jika tangan para adidaya barat yang begitu kejam tidak dipotong, lalu kita selalu akan melihat ancaman-ancaman itu terhadap negara-negara islam dan keluar dari ancaman tersebut tidak dapat terwujud kecuali membentuk kubu kuat dunia islam.
Kini barat, Amerika Serikat dan Zionis lebih lemah dibandingkan dengan sebelumnya. Banyak permasalahan ekonomi, kekalahan terus menerus di Afghanistan dan Irak, demonstrasi besar besaran masyarat Amerika Serikat dan negara-negara barat lain yang semakin hari semakin tersebar, perjuangan masyarakat Palestina dan Lebanon, revolusi dengan penuh keberanian masyarakat Yaman, Bahrain dan berbagai negara lain di bawah pengaruh Amerika Serikat, semuanya merupakan kabar gembir untuk umat islam khususnya negara-negara revolusioner baru. Ibu-ibu dan bapak-bapak yang beriman di seluruh dunia khususnya di Mesir, Tunisia dan Libya harus lebih memanfaatkan kesempatan ini dengan tujuan pembentukan kekuasaan internasional islami. Orang-orang elite dan juga para garis depan revolusioner itu sebaiknya berserah diri kepada Allah SWT dan percaya pada janji kemenangannya dan juga menghiasi lembaran baru sejarah umat islam ini dengan perbuatan-perbuatan yang terpuji yang diridhai oleh Allah SWT dan menjadi lingkup kemenanganNya.
والسلام علي عبادالله الصالحين
Sayyid Ali Khamenei
29 Dzulqa\'dah 1432
13m:31s
19243
[05 Feb 2017] Detrás de la Razón - Israel, crueldad y matanzas ¿el...
¿Cuál ha sido el peor error de los palestinos para llegar a la situación en la que se encuentran, donde sus derechos son atacados, pisoteados y...
¿Cuál ha sido el peor error de los palestinos para llegar a la situación en la que se encuentran, donde sus derechos son atacados, pisoteados y humillados?
Las mujeres y niños palestinos son asesinados masivamente cada vez que el régimen de Israel se le ocurre lanzar una lluvia de fuego sobre la Franja de Gaza, como la de 2014, o cada vez que las fuerzas israelíes reprimen una manifestación, cuando la represión consiste en humillar al manifestante y muchas veces asesinarlo.
Cuál ha sido el peor error de los palestinos para ver que la ilusión del Estado avanza a favor del ocupante con una estrategia cruel de destruir casas palestinas para ahí mismo edificar viviendas y edificios para que vivan en conforto judíos.
Digo, la ilusión del Estado avanza porque los estrategas maquiavélicos del régimen de Israel saben que para que se constituya un Estado es necesario: población, territorio y gobierno.
Y los israelíes quieren tener cada vez más territorio para enviar o convencer a judíos de segunda clase de cualquier parte del mundo, para que se muden a esas viviendas construidas a base de terror: de ver como los palestinos, uno por uno, lloran ante la destrucción de sus propias casas para que sirvan de cimientos de nuevos, modernos y finos lofts, donde vivirán gente que nunca jamás ha conocido Palestina en su vida.
Indudablemente, no es que hicieron mal los palestinos, es que el régimen de Israel no los dejó moverse porque siempre contó con el respaldo de las potencias más grandes del mundo para aplastar a los pueblos árabes sedentarios y nómadas de esa región, desde el protectorado británico hasta el secuestro más grande del planeta: Gaza.
A parte de la pregunta hacia los palestinos que esta noche trataremos de analizar, hablaremos de la crueldad del régimen israelí que sigue ordenando la construcción de asentamientos, ya calificados, denunciados y demandados por la Organización de las Naciones Unidas (ONU), como ilegales.
El ánimo por destruir una casa que se levantó con el esfuerzo de una familia palestina que por años trabajó para tenerla, ha provocado una ola de críticas y repudio dentro de los propios territorios ocupados por el régimen israelí, y dentro de la sociedad judía.
En Tel Aviv, protestas, pancartas y manifestaciones de rechazo al primer ministro israelí, Benyamin Netanyahu, ocurren casi todos los días, y las realizan incluso los propios judíos.
Miles piensan que las políticas de Netanyahu son racistas, segregacionistas y que están creando cada vez más odio entre los judíos y los palestinos, y que esto hará imposible cada vez más que convivan como hermanos, como en el siglo XIX, donde en esa zona habitaban judíos, árabes y cristianos en una fraternidad diferente a la muerte que hay hoy en día.
“Salimos hoy a protestar juntos a judíos y árabes contra el racismo de Israel que está destruyendo hogares árabes\", declaró el activista Mayed Abu Bilal, de una de las organizaciones convocantes.
Las manifestaciones se producen en un momento sensible con demoliciones ilegales de edificaciones árabes en Qalansawe y Umm al-Hiran, en el desierto del Néguev.
En medio de todo este desastre humano, el régimen de Israel simula otra guerra contra la Franja de Gaza. El ejército israelí concluyó cinco días de simulacro general, en los que cientos de fuerzas especiales, reservistas del ejército de división de Gaza, el Comando Sur, la fuerza aérea, médicos, enfermeros y bomberos, entre otros, ensayaron los escenarios más pesimistas, en caso de que se registre una guerra con el Movimiento de la Resistencia Islámica Palestina (HAMAS).
“El objetivo del ejercicio es mantener y reforzar la preparación de las fuerzas en el comando sur y específicamente en la división de Gaza, para así estar preparados de la mejor manera, en caso de que haya una situación de emergencia verdadera\", aseguró el general de brigada Yehuda Fuchs.
¿Cómo entender la peor violación sistemática de derechos humanos del planeta en la relación Israel-Palestina, desde los poderes globales y desde la condición socioeconómica que se está experimentando a nivel mundial?
En Detrás de la Razón, nosotros preguntamos, los analistas contestan y usted en su casa concluye. Y si la realidad hace lo que quiere, entonces nosotros volveremos a preguntar. Lo importante es detectar las aristas que no nos dicen.
El análisis, las preguntas y respuestas a las nueve y treinta de la noche, desde los estudios de Teherán; Londres y Madrid, siete de la tarde; México a las 12 y Colombia, una de la tarde.
Por: Roberto de la Madrid.
xsh/rha/hnb
26m:19s
6077
[19 March 2017] Detrás de la Razón - Madres sin hijos quiere Trump,...
Seamos completamente imparciales, como debemos siempre serlo y como la esencia del periodismo y del ser humano lo demanda.
Recuerdo esta...
Seamos completamente imparciales, como debemos siempre serlo y como la esencia del periodismo y del ser humano lo demanda.
Recuerdo esta directriz porque quiero preguntar algo muy delicado: si está bien violar el derecho sagrado de la vida de una madre para proteger el derecho propio. Preguntemos si está bien usar una medida despiadada para disuadir que violen mi ley.
Preguntemos más aun, ¿debido a que es mi país, tenemos derecho a hacer lo que nos plazca porque es nuestro país?, y si no quieres venir a mi país, pues no vengas, y mucho menos te quejes. Esto es más o menos el pensamiento que quiere aplicar el presidente de EE.UU., Donald Trump, para disuadir la migración a su país.
Aplicar una medida horrenda y despiadada: quitarle los hijos a las madres cuando pisen su país de manera ilegal, a la madre la encarcela, después la deporta y al hijo le pone una nueva madre, llámese un orfanato, un lugar que él llama humano de cuidados, o le contacta con familiares del migrante. Pero rompe la familia, dejando a los padres del lado latino y al hijo en el primer mundo.
¿Es correcto que un país que dice respetar los derechos humanos cometa este tipo de violaciones? Pero el asunto es que, es su país, y entonces cómo defender lo ético desde lo jurídico. Pues en su país puede hacer lo que se le dé la gana, argumenta Trump.
Ahora, si nos vamos a la pregunta ontológica, ¿quién le dio derecho a EE.UU. de seleccionar quién entra y quién no, si su esencia fue justa esa, apropiarse por la fuerza de ese territorio, rompiendo la naturaleza y violando a las tribus que ahí habitaban, para después hoy vender el derecho de visa? Eso si no suena ético.
Más aun, el argumento base de todo esto, que está basado en una falacia, Trump quiere impedir la migración porque dice que ese fenómeno es la causa de que los estadounidenses estén en la bancarrota, sin empleo, en un caos sin ley y con mucho crimen.
No es una cuestión de insulto o no, de falta de respeto o no, es una cuestión básica de sentido común, pues los migrantes en EE.UU. son una parte fundamental de la economía más poderosa del planeta, desde genios en la informática hasta albañiles mal pagados con los que se enriquecen constructoras como la de Trump, pero sobre todo, la comunidad migrante latina en EE.UU., es una de las más grandes consumidoras del mundo. Cómo se atreve hablar así de su propia fuerza laboral y económica.
Lo más curioso es que los niños siguen llegando y en los últimos meses se arrestaron a 54 mil pequeños con sus acompañantes, entre octubre del año pasado y enero de este, antes de que tomara Trump su mandato.
¿Trump está continuando al expresidente de EE.UU. Barack Obama quien se disfrazó de corderito, pues no estaba en contra de Obama? A esto le contraponemos la cuestión humana, ¿el arrancar al hijo de su madre no provoca una lesión psiquiátrica al individuo hasta el final de sus días? ¿No son medidas nazis, con el pretexto de proteger su país, su pueblo y la supremacía de su país?
Más aún, si la frontera de EE.UU. es perforada como queso con agujeros por migrantes ignorantes, débiles, incultos, que como cualquier ser vivo quiere una vida mejor ¿es en realidad culpa de los migrantes o de la Policía de EE.UU. que está llena de corrupción?
Porque no se podría explicar de otra forma, que una de las fronteras más seguras del mundo, vigiladas por drones, satélites, cámaras infrarrojas, patrullas y miles de agentes, y también un muro de cientos de kilómetros, inconcluso hasta ahora, sea traspasada caminando por inmigrantes inexpertos a menos que alguien cobre la entrada a EE.UU. Y no serán ni mexicanos ni centroamericanos los que cobren, sino obviamente los del \"control room\", los que controlan la seguridad de los propios EE.UU.
Porque ¿tienen la tecnología para encontrar a un terrorista entre valles y montañas del mundo, escondido además metros bajo tierra, y no tienen la tecnología para frenar a un pobre migrante que corre del frío, las víboras y los coyotes, durante cientos de kilómetros para llegar a un Freeways que lo lleve al sueño americano?
Hay algo que no cuadra. Si va a romper familias con su pretexto de hacer respetar la ley, porque no hace que sus policías respeten la ley y deporten a las familias enteras, por lo menos para no provocar una lesión peor a un ser humano que está empezando a vivir.
Familias rotas en Detrás de la Razón. Opine usted también en nuestra página de YouTube y promueva el debate de ideas contrarias con el público de todo el mundo.
Y recuerde: En Detrás de la Razón, preguntamos. Apoyamos la idea de justicia en cada quién y cuestionamos todo. Los analistas contestan y usted en su casa concluye. Y si la realidad hace lo que quiere, entonces nosotros volveremos a preguntar. Lo importante es descubrir los ángulos que no dicen los Gobiernos ni los medios de comunicación.
El análisis, las preguntas y respuestas a las nueve y treinta de la noche, desde los estudios de Teherán; Londres y Madrid, siete de la tarde; México a las 12 y Colombia, una de la tarde.
Por: Roberto de la Madrid.
25m:45s
4887
Mensaje del Líder Supremo de la Revolución Islámica de Irán, en...
En el nombre de Dios el Compasivo, el Misericordioso
Alabado sea Dios, el Señor de todos los mundos. Que la paz y su bendición sean con su...
En el nombre de Dios el Compasivo, el Misericordioso
Alabado sea Dios, el Señor de todos los mundos. Que la paz y su bendición sean con su supremo y fiel Mensajero, así como con los puros y elegidos de su familia y sus dignos acompañantes.
La época del Hach, llena de misericordia y bendición, ha llegado y, una vez más, ha expuesto a los que han tenido la fortuna de presentarse a este celestial llamado, a la clemencia divina.
Es aquí, donde el tiempo y el espacio les invitan a cada uno de ustedes, los peregrinos, al enaltecimiento espiritual y material.
Aquí, el hombre y la mujer musulmanes, de corazón y de palabra, aceptan la invitación del gran Dios a la probidad y la redención.
Aquí, todos tienen la oportunidad de practicar la fraternidad, la igualdad y la piedad.
Aquí, se halla el gran taller de la educación y la formación, donde se exponen la unidad, la grandeza y la diversidad de la comunidad islámica, y el campo de batalla contra Satán y la tiranía.
Dios, Sabio y Omnipotente, ha elegido este lugar para que los creyentes puedan ser testigos de sus propios intereses. Cuando abramos los ojos de la sabiduría y la prudencia, esta promesa divina abarcará toda la extensión de nuestra vida individual y social. El carácter del ritual del Hach es la combinación del mundo material con el eterno y la unión del individuo con la sociedad.
La Kaaba, sencilla y gloriosa; cuerpos y corazones dando vueltas en torno a un eje firme y perpetuo, el esfuerzo continuo y ordenado entre un principio y un fin, la masiva migración a los terrenos de resurrección de Arafat y Mashar; el ambiente que da frescura y alegría a los corazones en este gran día de resurección; la afluencia de la gente para luchar contra los símbolos de Satán y, entonces, una armoniosa corriente de personas, de todas partes, de todos los colores y razas, a través de esta simbólica ceremonia henchida de espiritualidad y signos de orientación... son las únicas características de este ritual sagrado lleno de significación y contenido.
Tales son los ritos que infunden en los corazones el recuerdo de Dios. Alegran la soledad del corazón humano con las luces de la piedad y la fe, liberan al individuo de los confines del egoísmo y le sumergen en la colectividad diversa de la comunidad islámica. Le envuelven en un manto de piedad, que protegerá su alma de las venenosas flechas del pecado, y le otorgan un espíritu combativo contra los demonios y las tiranías.
Es aquí donde el peregrino del Hach ve con sus propios ojos un ejemplo de la amplitud de la comunidad islámica y percibe su capacidad y energía; además, encuentra esperanza en el futuro, siente dentro de sí la disposición a asumir un papel activo, y en caso de que la asistencia divina lo permita, renueva su lealtad al glorioso Mensajero, reafirmando su alianza con el querido y poderoso Islam, y forma en sus adentros la firme decisión de trabajar para auto-enmendarse y enmendar a la Umma y también exaltar los ideales islámicos.
Estos dos, es decir, la autocorrección y la corrección de la Umma, son dos deberes interminables, cuyos recursos no son difíciles de descubrir para quienes estudian profundamente las obligaciones religiosas y emplean la sabiduría y la sagacidad.
La corrección de uno mismo comienza con la lucha en contra de los deseos pecaminosos y el esfuerzo por alejarse del pecado. La corrección de la Umma comienza con la identificación del enemigo, la comprensión de sus planes, y la lucha para hacer fracasar sus golpes, conspiraciones y perversidad; acto que se realiza con la unidad de los corazones, las manos y la palabra de cada musulmán y de las naciones islámicas.
En la actualidad, una de las cuestiones más cruciales del mundo islámico, que está vinculada con el destino de la comunidad musulmana, son los acontecimientos revolucionarios que están teniendo lugar en el norte de África y en la región. Estos hechos han dado lugar a la caída de varios regímenes corruptos serviles a los Estados Unidos y cómplices del sionismo, y han estremecido a otros similares. Si los musulmanes dejan escapar esta gran oportunidad, sin usarla para enmendar a la Umma, sufrirán grandes pérdidas. Hoy, las potencias agresivas e intervencionistas están haciendo todo lo posible por desviar el curso de estos importantes movimientos islámicos............
Para ver el texto completo haga clic en el siguiente enlace:
http://www.hispantv.ir/detail.aspx?id=199613
http://www.hispantv.ir/detail.aspx?id=199270
13m:36s
21788
Detrás de la Razón - Terrorismo pierde en Irak - Spanish
Para recibir el año, el Ejército de Irak asesta un duro e importante golpe al grupo terrorista EIIL (Daesh, en árabe): recupera la...
Para recibir el año, el Ejército de Irak asesta un duro e importante golpe al grupo terrorista EIIL (Daesh, en árabe): recupera la ciudad de Ramadi.
Tras estar en la mira de los terroristas desde el 2014, y después de férreos combates, el orden de la ley junto con las fuerzas populares se logró imponer en esa estratégica ciudad que se encuentra a escasos 100 kilómetros del corazón de Irak: Bagdad (capital).
El Ejército fue tomando barrio por barrio, zona por zona de Ramadi, hasta vencer y echar fuera a los terroristas. Las dramáticas imágenes de ver a cientos de familias cómo volvían a ver la luz conmueven al más reacio y demuestran la infamia del terrorismo.
Atrapados ahí se quedaron muchos ciudadanos que soportaban las torturas y el asedio de Daesh. Hombres llorando, mujeres ensangrentadas y muchos más cargando la muerte como memoria festejaron que la bandera de Irak volviera a ondear en Ramadi.
A pesar de que el rescate se da a principios de esta semana, tardaron días para rescatar a los ciudadanos debido a que los terroristas dejaron trampas y calles minadas para que la gente no pudiera salir.
Estos ciudadanos además sirvieron como escudo humano mientras los terroristas controlaban su ciudad, los ponían como paraguas para que las fuerzas del Gobierno no los pudieran bombardear.
El rescate de Ramadi muestra dos cosas claras: una, que Irak y sus fuerzas populares pueden solos, aunque con mucho esfuerzo, ir rescatando su propio país sin la intervención de Estados Unidos disfrazada de gesto humano, que luego se convierte en ayuda de obligada llena de intereses bancarios.
Dos; que el grupo terrorista de Daesh utiliza mucha propaganda falsa para hacer creer que tiene mucho poder: dos días antes de que fuera rescatada la ciudad de Ramadi, Abu Bakr al-Bagdadi, líder de los terroristas, había informado a sus criminales y al mundo, que su poder de la bandera negra estaba creciendo y que cada vez tenían más control sobre los territorios capturados con los que quieren construir el gran califato. Su información era falsa, ya que en unas horas perdería la ciudad de Ramadi.
En Detrás de la Razón analizamos cómo fueron derrotados los terroristas, cómo se dan estas victorias, qué consecuencias habrá para el terrorismo y sí los terroristas están perdiendo ya que las tendencias marcan que en el viejo 2015 en lugar de aumentar disminuyó la captura de sus localidades.
Detrás de la Razón, desde los estudios de Teherán los sábados y domingos a las 21:30; Londres, cinco de la tarde; México, 12:00; Colombia, una de la tarde; Madrid, siete de la noche.
¡Suscríbete a HispanTV!
https://www.youtube.com/user/hispantv...
El grupo de HispanTV les recuerda a los seguidores de nuestra página en Youtube de que en el caso de que no se suban nuevos vídeos, en 48 horas, esto significa que han bloqueado el acceso de este canal a su cuenta en YouTube. De ser así, haga Clic en el siguiente enlace para obtener nuestra nueva dirección en YouTube:
http://93.190.24.12/detail.aspx?id=24...
http://www.hispantv.com
http://www.facebook.com/HispanTV
http://plus.google.com/+HispanTV
http://www.hispantv.com/distribuci%C3...
http://www.hispantv.com/directo
http://twitter.com/HispanTV
http://vk.com/HispanTV
25m:17s
5123
Detrás de la Razón - Estados Unidos agacha la cabeza ante Israel -...
Reason Behind - US lowers his head to Israel
‘Lo único que sabemos, y lo que este acuerdo enfatiza, es que EE.UU. estarán siempre ahí para...
Reason Behind - US lowers his head to Israel
‘Lo único que sabemos, y lo que este acuerdo enfatiza, es que EE.UU. estarán siempre ahí para régimen de Israel y para el pueblo israelí, hoy, mañana y muchos años por venir’.
Esta frase lo dice todo, y por eso pongo en su versión original, porque es muy importante entender el espíritu que se esconde tras la firma de cualquier documento o declaración que haga Washington con respecto a régimen de Israel.
Este fragmento es la parte final con que cierra la publicación (Susan Rice) del memorando de entendimiento (MOU), que firma EE.UU. este 14 de septiembre, para apoyar militarmente y además como nunca, a régimen israelí.
Un pacto donde los estadounidenses darán 38 000 millones de dólares para hacer que régimen de Israel tenga el ejército más poderoso de la región. Es la ayuda más grande que EE.UU. ha dado a régimen de Israel o a cualquier otro pueblo en toda su historia.
Esto significa que, además de la millonaria ayuda que ya tenía firmada y otorgada por el expresidente Bush, la cual vence en 2018, el presidente Barack Obama la aumentó, 22.5 % más. Obama decidió ponerle más fuerza al cheque.
Este acuerdo establece inyección financiera por 10 años, hasta 2029, y aunque está condicionado a comprar armas de EE.UU., régimen de Israel tendrá acceso a los más avanzados equipos que vende la primera potencia mundial.
Con esta decisión hay muchos asuntos clave que analizar, el primero es, plantear que la ayuda es de más del 10 % del Producto Interno Bruto (PIB) del régimen de Israel (no hay que perder de vista claro, que la ayuda es para 10 años).
Algo de todos modos, inconcebible, teniendo en cuenta los presupuestos militares que se destinan en otras regiones del mundo. Por ejemplo, Rusia destina el 5.4 % de su PIB; el propio EEUU, destina 3.3 % o China destina el 1.9 %.
Más aún, y aquí viene lo repugnante y lo malévolo, que este presupuesto militar se ha usado y sobre todo se usa, para asesinar, humillar, masacrar y aplastar a los palestinos. Tan sólo en la guerra de 50 días hace dos años, más de 2000 muertos y más de 10 000 heridos, muchos con la firma de EE.UU.
Las preguntas sobran, desde la más ingenua hasta la más compleja ¿Por qué si EE.UU. dice estar comprometido con la Paz, ayuda a régimen de Israel? o más bien... ¿Por qué EE.UU. está comprometido con apoyar a régimen de Israel? ¿Es un compromiso de amigos, es una estrategia de EE.UU. o es que está obligado por pactos secretos de intereses de unos cuantos? Muchos ciudadanos en EE.UU. se preguntan ¿por qué tienen que pagar o atizar un fuego en medio oriente, con sus impuestos y su trabajo?
Más cuando el comportamiento del primer ministro de Israel Benyamin Netanyahu ha sido de desdén y de grosería con el presidente Obama, como aquél revés que le puso viajando a EE.UU., violando todo el protocolo internacional y desafiando a la Casa Blanca al dar un discurso en el Congreso para insultar al propio Obama calificándolo de tonto, al supuestamente dejarse engañar por Irán en el acuerdo nuclear.
En \'Detrás de la Razón\', analizaremos las fichas más complejas y poderosas que se mueven en el tablero del ajedrez mundial. Detrás de la Razón pregunta, los analistas contestan y usted en su casa concluye. La realidad, hace lo que quiere, y nosotros volveremos a preguntar. Lo importante es detectar las aristas que no nos dicen.
25m:18s
6214
Detrás de la Razón - Rusia frente a miles de soldados de Estados...
Estados Unidos envía a Europa el mayor despliegue militar de toda su historia desde la Guerra Fría.
Asimismo, más de 3500 soldados de la...
Estados Unidos envía a Europa el mayor despliegue militar de toda su historia desde la Guerra Fría.
Asimismo, más de 3500 soldados de la Cuarta Infantería, salieron de Fort Carson, Colorado, para llegar hasta Polonia donde serán dispersados en varias locaciones del territorio oriental europeo.
¿A qué van? La Organización del Tratado del Atlántico Norte (OTAN) y EE.UU. piensan que puede haber un ataque de Rusia, o una \"agresión\" como la de Crimea -como los europeos aseguran-, y que por ello han decidido reforzar a las tropas de la OTAN.
Tanques, acorazados, artillería y toneladas de armas, desfilaron por la frontera de Alemania para alcanzar el pueblo polaco de Zagan ante el asombro de curiosos de ver tanto armamento pasar por sus terrenos.
La respuesta de Rusia, usted la sabe, y le agregan un poco más: Estados Unidos está desestabilizando la seguridad de la zona, ni siquiera es un país europeo. Pero los americanos ni sus amigos europeos hacen caso.
De hecho y lo que complica aún las cosas más, es que el Reino Unido y Alemania están alistando su Fuerza Aérea para unirse por aire al despliegue estadounidense. Estos son los hechos. Las preguntas, muchas.
¿Cuál es la razón de fondo de que EE.UU. esté enviando a miles de sus soldados a Polonia?
¿Por qué Rusia califica de agresión este despliegue cuando puso misiles nucleares como Iskander apuntado para Europa dentro de la Europa misma: Kaliningrado?
¿Qué pretende EE.UU. si no es un país europeo, al poner armas y soldados frente a Rusia?
¿Los polacos o son histéricos o son mentirosos o sí están diciendo la verdad, que al ver a tantos militares de EE.UU. agradecieron su presencia ante ejercicios rusos que califican de peligrosos?
¿Por qué 17 antiguos y actuales mandatarios de países europeos han enviado una carta urgente a Donald Trump para que reconsidere su postura de amistad a Rusia?
¿Qué pasará con estos miles de soldados que ha enviado Barack Obama a Polonia, en 6 días que Trump sea el presidente de EE.UU. los regresará a casa?
¿Por qué EE.UU. gasta millones de dólares en este despliegue, cómo lo va a recuperar?
¿Si envía tanto músculo militar, es para disuadir o sólo es para presumir políticamente?
Este es el operativo \"Resolución Atlántica\", que dice detener la ambición de Rusia. Rusia insiste que esta es una operación peligrosa y desleal: cualquier otro país tendría también una visión negativa ante un incremento de la presencia militar extranjera cerca de sus fronteras, agrega el portavoz del Kremlin, Dmitri Peskov.
Hoy en Detrás de la Razón, la política de la guerra dirigida por inhumanos fabricantes de armas que más allá del poder de influencia, necesitan el poder de que se llenen sus bolsillos de dólares.
En Detrás de la Razón, nosotros preguntamos, los analistas contestan y usted en su casa concluye. Y si la realidad hace lo que quiere, entonces nosotros volveremos a preguntar. Lo importante es detectar las aristas que no nos dicen. El análisis, las preguntas y respuestas a las nueve y treinta de la noche, desde los estudios de Teherán; Londres y Madrid, siete de la tarde, México a las 12 y Colombia, una de la tarde.
Por Roberto de la Madrid
24m:57s
4372
[20 March 2017] Lema del año nuevo: Economía de Resistencia,...
El lema elegido por el Líder de la Revolución Islámica, el ayatolá Seyed Ali Jamenei, para este Año Nuevo persa es ‘Economía de...
El lema elegido por el Líder de la Revolución Islámica, el ayatolá Seyed Ali Jamenei, para este Año Nuevo persa es ‘Economía de Resistencia, Producción, Empleo’.
Tal como es de costumbre, el Líder iraní ofrece un discurso inmediatamente después del inicio del Año Nuevo y ofrece al pueblo su mensaje, sobre lo que se basarán las políticas de un año de las autoridades de la República Islámica de Irán.
Así comienza el ayatolá Jamenei su mensaje del Año Nuevo persa, el año 1396 del calendario iraní:
En el nombre de Dios, el Clemente y el Misericordioso
¡Oh, reformador de los corazones y las mentes! ¡Oh, regente del día y de la noche! ¡Oh, transformador de los estados y las circunstancias! ¡Cambia nuestro estado en el mejor estado! Saludos a Fátima, hija del profeta Mohamad (que la paz y bendiciones sean para él y su familia); y saludos al Mahdi prometido (duodécimo Imam de los musulmanes chiíes), y que nuestras almas sean sacrificadas por él y que Dios acelere su llegada.
Les deseo a mis queridos compatriotas, el gran pueblo de Irán, los queridos jóvenes y personas de diversos estratos sociales un Año Nuevo próspero. En particular, quiero felicitar a las queridas familias de los mártires, los veteranos discapacitados de la guerra y también a todas aquellas naciones que de una u otra forma celebran el Noruz (Año Nuevo persa) .
Agradezco a Dios por darme una vez más la oportunidad para felicitar al querido pueblo iraní. Les deseo un Año Nuevo próspero, favorable ―lleno de bendiciones, seguridad y bienestar― y espero que, con el favor de Dios, el año 1396 sea un año feliz para todo el pueblo de Irán y para los musulmanes de todo el mundo.
Espero que, durante el año que acaba de comenzar en este momento, todas las familias iraníes y todos los queridos iraníes se beneficien de la bondad divina y las bendiciones.
Si queremos evaluar el año que acaba de terminar ―el año 1395―, este incluyó acontecimientos felices y tristes, amargos y dulces, como todos los demás años. A lo que quiero referirme en este momento es a las vivencias amargas y dulces que están relacionadas con la gente y no son asuntos personales.
Experimentamos momentos dulces el año pasado relacionados con la dignidad nacional, la seguridad nacional, la determinación juvenil y los movimientos religiosos inclusivos en todo el país. También nos enfrentamos a momentos amargos, en particular los relativos a asuntos económicos y sociales. Voy a hablar de esto.
La dignidad de Irán y nuestra querida gente fue evidente durante todo el año 1395. Fue visible desde el principio hasta el final del año pasado. Nuestros enemigos en todo el mundo reconocieron el poderío del pueblo de Irán. La identidad del pueblo de Irán se mostró durante todos los diversos acontecimientos que tuvieron lugar en el año pasado.
Durante las marchas del 22 de Bahman (10 de febrero), el pueblo reaccionó de una manera entusiasta, efusiva y valiente ante un acto irrespetuoso cometido por el presidente estadounidense contra la República Islámica de Irán. En el Día de Al-Quds, asimismo, la gran reunión de la gente mostró la identidad y los objetivos de este país a todas las personas del mundo.
La seguridad del país en este turbulento entorno regional e internacional fue un factor muy importante para el pueblo iraní. Hoy en día, nuestros países vecinos ―los situados en el este, sureste y noroeste de nuestro país― están sufriendo debido a la inseguridad. La región está sufriendo a causa de la inseguridad, pero el pueblo de Irán afortunadamente experimentó una seguridad duradera durante todo el año pasado.
Mi referencia a la determinación juvenil viene de observar las actividades de miles de jóvenes en todo el país. Estos jóvenes están sumamente ocupados con sus actividades en los ámbitos de la ciencia, la cultura, el deporte y la producción. Ellos están presentando nuevos logros e innovaciones. Ellos están cimentando los pilares del futuro del país.
¡Suscríbete a HispanTV!
https://www.youtube.com/user/hispantv...
El grupo de HispanTV les recuerda a los seguidores de nuestra página en Youtube de que en el caso de que no se suban nuevos vídeos, en 48 horas, esto significa que han bloqueado el acceso de este canal a su cuenta en YouTube. De ser así, haga Clic en el siguiente enlace para obtener nuestra nueva dirección en YouTube:
http://htv.mx/kHn
http://www.hispantv.com
http://www.facebook.com/HispanTV
http://plus.google.com/+HispanTV
http://www.hispantv.com/distribucion
http://www.hispantv.com/directo
http://twitter.com/HispanTV
http://vk.com/HispanTV
2m:51s
4226
[05Oct19] El gran ayatolá Sistani llama a evitar violencia en las...
El máximo clérigo chií de Irak, el ayatolá Seyed Ali Sistani, ha instado a evitar la violencia en las protestas que vive el país árabe en los...
El máximo clérigo chií de Irak, el ayatolá Seyed Ali Sistani, ha instado a evitar la violencia en las protestas que vive el país árabe en los últimos días.
“Es muy doloroso que haya habido tantas muertes, bajas y destrucción” por los enfrentamientos entre los manifestantes antigubernamentales y las fuerzas de seguridad en los últimos días, ha recalcado el ayatolá Sistani en una mensaje leído por su representante, Ahmad al-Safi, durante el sermón del rezo colectivo del viernes, en la ciudad santa de Karbalá.
“Los ataques contra manifestantes pacíficos y las fuerzas de seguridad son rechazados y condenados”, ha recalcado.
LEER MÁS: https://www.hispantv.com/noticias/irak/439218/protestas-violentas-muertos-bagdad-abdul-mahdi
Mientras tanto, ha criticado a los poderes Ejecutivo, Legislativo y Judicial de Irak por no cumplir con su responsabilidad en la lucha contra la corrupción y ha instado a estos tres órganos a aplicar las reformas reales en el país.
En este contexto, el clérigo iraquí ha aseverado que los partidos gobernantes deben cambiar la forma en que abordan los problemas de la nación.
A continuación, ha llamado al Gobierno a cumplir sus deberes para aliviar el sufrimiento del pueblo iraquí, combatir la corrupción y crear nuevos empleos para los jóvenes.
Desde el martes, una ola de protestas se ha desencadenado en Bagdad cuando los manifestantes iraquíes se congregaron en la plaza Tahrir para protestar en contra de la corrupción, del desempleo y de los problemas existentes en los servicios públicos.
Sin embargo, ciertas personas han desviado de su curso pacífico las protestas que se han tornado violentas convirtiéndose en choques entre un grupo de manifestantes y policías iraquíes.
LEER MÁS: https://www.hispantv.com/noticias/irak/439333/tuits-arabia-saudi-protestas-manifestacion
LEER MÁS: https://www.hispantv.com/noticias/irak/439263/toque-queda-bagdad-manifestantes-protestas
Ante esta coyuntura, algunos medios occidentales y árabes, en particular de Arabia Saudí, exageran las protestas con la intención de sacar provecho político de la situación, alentar la violencia en el país árabe y acusar a las fuerzas de las Unidades de Movilización Popular (Al-Hashad Al-Shabi, en árabe) de reprimir a los manifestantes.
Dichas fuerzas populares básicamente fueron organizadas para luchar contra el grupo terrorista EIIL (Daesh, en árabe), un deber realizado perfectamente durante la lucha de este país contra el flagelo del terrorismo, y no tienen misión alguna para realizar medidas en las protestas.
El grupo de HispanTV les recuerda a los seguidores de nuestra página en Youtube de que en el caso de que no se suban nuevos vídeos, en 48 horas, esto significa que han bloqueado el acceso de este canal a su cuenta en YouTube. De ser así, haga Clic en el siguiente enlace para obtener nuestra nueva dirección en YouTube:
http://htv.mx/kHn
https://www.hispantv.com
https://www.facebook.com/HispanTV
https://twitter.com/HispanTV
https://www.hispantv.com/distribucion
https://www.hispantv.com/directo
https://vk.com/HispanTV
2m:24s
3064
Detrás de la Razón - Diálogos nucleares - 4 April 2015 - Spanish
Finalmente y después de 12 años de tensiones, triunfó el diálogo. Las 6 potencias del mundo, EE.UU., China, Alemania, Francia, Rusia, y el...
Finalmente y después de 12 años de tensiones, triunfó el diálogo. Las 6 potencias del mundo, EE.UU., China, Alemania, Francia, Rusia, y el Reino Unido, llegaron a un entendimiento con los iraníes.
Un principio de acuerdo basado en el respeto y el derecho internacional que apunta a reconocer el derecho inalienable del país persa de tener su programa nuclear pacífica, y además el levantamiento de las sanciones que han tratado de aislarlo del concierto mundial económico.
Fue después de maratónicas sesiones de día y noche después de dos semanas en un hotel de Lausana, Suiza. Diálogos que comenzaron hace 2 años con un nuevo ángulo para terminar con la sinrazón de sancionar a Irán.
Hubo muchos aplazamientos y prórrogas pero finalmente el canciller iraní, Mohamad Yavad Zarif, y la jefa de Diplomacia de la Unión Europea (UE), Federica Mogherini, leyeron el principio de entendimiento que marca un periodo para la redacción del texto final y entendimientos técnicos para que se firme el acuerdo total en unos meses.
Entonces el mundo será mejor. Porque se habrá demostrado que la razón, el derecho, y el respeto están por arriba del rencor militar, y que esos ingredientes son los únicos para que haya paz en el mundo.
¿En qué consiste el punto de entendimiento? ¿A qué se compromete Irán? ¿A qué se comprometen las potencias del mundo con los persas? ¿Qué enemigos hay? ¿Cuántas centrifugadoras nucleares, porcentajes de uranio, y restricciones militares? Todo esto y más en Detrás de la Razón, esta noche en Teherán, a las 18:00 GMT.
¡Suscríbete a HispanTV!
https://www.youtube.com/user/hispantv...
El grupo de HispanTV les recuerda a los seguidores de nuestra página en Youtube de que en el caso de que no se suban nuevos vídeos, en 48 horas, esto significa que han bloqueado el acceso de este canal a su cuenta en YouTube. De ser así, haga Clic en el siguiente enlace para obtener nuestra nueva dirección en YouTube:
http://93.190.24.12/detail.aspx?id=24...
http://www.hispantv.com
http://www.facebook.com/HispanTV
http://plus.google.com/+HispanTV
http://hispantv.com/Frequencies.aspx
http://hispantv.com/Live.aspx
http://twitter.com/HispanTV
http://vk.com/HispanTV
26m:4s
4972
Mal llamados diálogos de paz entre israelíes y palestinos - Spanish
Published on Feb 21, 2017
Unas negociaciones secretas en Noruega en medio de la primera Intifada Palestina en los territorios ocupados.
El...
Published on Feb 21, 2017
Unas negociaciones secretas en Noruega en medio de la primera Intifada Palestina en los territorios ocupados.
El resultado: varios acuerdos firmados entre Mahmud Abás, en nombre de la Organización para la Liberación de Palestina (OLP), y el entonces ministro de Asuntos Exteriores de Israel, Shimon Peres.
Los puntos clave del acuerdo: La meta de las negociaciones es establecer un gobierno interino palestino.
El pacto prevé la retirada de las fuerzas israelíes de la Franja de Gaza y Cisjordania, y reconoce el derecho de los palestinos al autogobierno en esas zonas a través de la autoridad palestina.
Sin embargo, algunos problemas clave quedaron irresolutos, como el control de Al-Quds (Jerusalén), las fronteras y el retorno de los refugiados palestinos que tuvieron que huir de sus hogares cuando el régimen de Israel fue establecido en 1948.
Pero, para los palestinos, el acuerdo salió muy caro. No lograron retomar el control de Cisjordania y, por otro lado, el régimen de Israel utilizó el pacto como una justificación para construir más asentamientos en la Cisjordania ocupada... Y la esperanza de la paz se evaporó por fin en 1995.
La tentativa en el año 2000 de arreglar las cuestiones del estatuto permanente fracasó el 25 de julio, tras dos semanas de negociaciones en Camp David.
El 20 de marzo de 2013, el entonces presidente de EE.UU., Barack Obama, viaja a Tel Aviv, Palestina y Jordania, e insiste a las partes en la necesidad de relanzar el proceso de paz.
Cuatro meses después, en aquel momento secretario de Estado de EE.UU., John Kerry, anuncia que se ha alcanzado un acuerdo de principio para reanudar las negociaciones.
Pero los obstáculos son muchos. Uno de los más destacados: la construcción de asentamientos ilegales en tierras palestinas.
Finalmente, en abril de 2014, los llamados diálogos de paz se encuentran en un punto muerto. El régimen de Israel sigue construyendo más asentamientos, mientras que los palestinos ven cada vez más lejos el sueño de un estado propio.
¡Suscríbete a HispanTV!
https://www.youtube.com/user/hispantv...
El grupo de HispanTV les recuerda a los seguidores de nuestra página en Youtube de que en el caso de que no se suban nuevos vídeos, en 48 horas, esto significa que han bloqueado el acceso de este canal a su cuenta en YouTube. De ser así, haga Clic en el siguiente enlace para obtener nuestra nueva dirección en YouTube:
http://htv.mx/kHn
http://www.hispantv.com
http://www.facebook.com/HispanTV
http://plus.google.com/+HispanTV
http://www.hispantv.com/distribucion
http://www.hispantv.com/directo
http://twitter.com/HispanTV
http://vk.com/HispanTV
3m:5s
4403
HispanTV emite entrevista del general Soleimani sobre guerra de 33 días...
El comandante de las Fuerzas de Quds del CGRI, el general de brigada Qasem Soleimani, explica en una entrevista las realidades no contadas sobre la...
El comandante de las Fuerzas de Quds del CGRI, el general de brigada Qasem Soleimani, explica en una entrevista las realidades no contadas sobre la guerra de los 33 días.
Reportero: En el nombre de Dios, el Misericordioso. Le damos la bienvenida y le agradecemos su presencia. Son días de luto por el Señor de los Mártires (P) Le rogamos a Dios que acepte su duelo.
La Oficina de Preservación y Difusión de las Obras del Líder de la Revolución Islámica tiene la labor de explicar y difundir las opiniones del Ayatolá Jamenei sobre diversos temas. Con este fin, se mantienen diálogos con varios funcionarios y eminentes pensadores en diversos campos. Una de las cuestiones importantes que se han planteado también en nuestras conversaciones con el secretario general de Hezbolá en El Líbano es el tema de la guerra de los 33 días. Esta guerra se ha convertido en el origen de los cambios en la región y el frente de resistencia.
Hoy tenemos el honor de encontrarnos con usted como Comandante de la Fuerza de Al-Quds y la persona que participó personalmente en la batalla durante esta guerra para escuchar su análisis sobre este gran evento.
Desde luego, usted no ha tenido entrevistas de prensa como comandante de las Fuerzas de Al-Quds. Esta será, si Dios quiere, su primera conversación con la prensa después de veinte años.
Como primera pregunta comenzamos con el análisis de las razones preliminares de la guerra de los 33 días, en particular después de cinco años de la presencia de Estados Unidos en la región, principalmente en Irak y Afganistán
Les comento que en la guerra de los 33 días existían ciertos temas ocultos que en realidad fueron las principales causas de la guerra. Algunos de ellos eran claros y evidentes. En realidad, eran una excusa para que el régimen pudiera llevar a cabo sus metas en secreto, en un momento concreto. Aunque cuando digo que eran ocultas, en realidad, nosotros conocíamos las intenciones del régimen. Pero lo que no sabíamos era que el enemigo pretendía realizar un ataque sorpresa.
Después de analizar una serie de situaciones llegamos a esa conclusión, antes del comienzo de la guerra… era que pretendía realizar un ataque rápido y por sorpresa Y que en este ataque por sorpresa, Hezbolá sería eliminado. Está guerra se produjo en una situación en la que transcurrían dos sucesos importantes Uno relacionado con toda la zona y otro, con el régimen sionista en especial, en lo relacionado con la situación de la zona. En primer lugar, EEUU, gracias a los ataques del 11 de septiembre, había conseguido ampliar su presencia militar en nuestra zona.
Algo similar había ocurrido en la Segunda Guerra Mundial. Aunque, con respecto a la Segunda Guerra Mundial, no era comprable ni en calidad ni cantidad.
Esto ocurrió por primera vez en los ataques de Sadam a Kuwait en 1991, que conllevó al ataque de EEUU. También ese ataque de EEUU y la derrota de Sadam hicieron que dejasen sus armas en nuestra región. Y, en consecuencia, los estadounidenses colocaron sus bases. Pero, después del 11 de septiembre, Debido a dos grandes ataques que EE.UU. realizó aproximadamente un 40 por ciento de sus fuerzas armadas entraron directamente en nuestra zona. Después con el paso del tiempo, y debido a una serie de cambios, las fuerzas de reserva y la guardia nacional también llegaron a la zona Es decir, aproximadamente, el 60 por ciento del Ejército de EE.UU. Esto quiere decir que todas sus fuerzas, las internas y las foráneas, penetraron en nuestra zona
Por lo tanto, teníamos una presencia a gran escala en una pequeña zona, En Irak, alrededor de 150 mil soldados y en Afganistán había más de 30 mil soldados norteamericanos.
Aparte de eso, también, estaban presentes en Afganistán casi 15 mil soldados de las fuerzas de la Alianza. Por lo tanto, teníamos casi a 200 mil soldados entrenados en nuestra zona… junto a Palestina. Bueno, esta situación, generaba una serie de oportunidades para el régimen sionista.
Es decir, que la presencia de los estadounidenses en Irak impedía el movimiento de los sirios en Siria. También era considerada una amenaza para el Gobierno de Siria.
Historia Completa: http://htv.mx/1EBH
El grupo de HispanTV les recuerda a los seguidores de nuestra página en Youtube de que en el caso de que no se suban nuevos vídeos, en 48 horas, esto significa que han bloqueado el acceso de este canal a su cuenta en YouTube. De ser así, haga Clic en el siguiente enlace para obtener nuestra nueva dirección en YouTube:
http://htv.mx/kHn
https://www.hispantv.com
https://www.facebook.com/HispanTV
https://twitter.com/HispanTV
https://www.hispantv.com/distribucion
https://www.hispantv.com/directo
https://vk.com/HispanTV
60m:43s
3866
[04Oct19] El Gobierno de Trump reduce drásticamente número de...
Donald Trump ha decidido cortar casi por la mitad el actual programa de refugiados. Muchas de estas personas huyen de sus países para salvar sus...
Donald Trump ha decidido cortar casi por la mitad el actual programa de refugiados. Muchas de estas personas huyen de sus países para salvar sus vidas.
El Gobierno Federal estadounidense anunció que el año 2020 sólo admitirá 18 mil personas perseguidas en distintos países del mundo. La noticia fue confirmada por el Departamento de Estado siendo esta la cifra más baja desde hace décadas.
El nuevo plan también reducirá el papel de Naciones Unidas a la hora de elegir a los refugiados para EE.UU.
Según informes de la Casa Blanca desde que se creó el sistema de refugiados en 1980, marca una caída de 12 mil respecto a los actuales 30 mil para el año fiscal de 2019 y una drástica reducción del objetivo de 110 mil refugiados que la Administración de Barack Obama se fijó para 2016, su último año en el gobierno.
A través de la Oficina de Población Refugiados y Migración el Gobierno de Estados Unidos administra los recursos destinados a atender a las personas que viven en situación de peligro en cualquier parte del mundo.
Estados Unidos considera de manera diferente a los migrantes que buscan refugio que a aquellos que buscan asilo aunque ambos, en general, huyen de sus países ya que temen por sus vidas.
Rosie Orbach, California
El grupo de HispanTV les recuerda a los seguidores de nuestra página en Youtube de que en el caso de que no se suban nuevos vídeos, en 48 horas, esto significa que han bloqueado el acceso de este canal a su cuenta en YouTube. De ser así, haga Clic en el siguiente enlace para obtener nuestra nueva dirección en YouTube:
http://htv.mx/kHn
https://www.hispantv.com
https://www.facebook.com/HispanTV
https://twitter.com/HispanTV
https://www.hispantv.com/distribucion
https://www.hispantv.com/directo
https://vk.com/HispanTV
2m:13s
2839
Panahian. Hábitos. | Farsi sub Spanish
Si queremos tener un buen comportamiento y realizar buenas obras, no solo depende de nuestra fe.
El Corán dice: Cada cual actúa conforme a su...
Si queremos tener un buen comportamiento y realizar buenas obras, no solo depende de nuestra fe.
El Corán dice: Cada cual actúa conforme a su forma de ser (17:84)
...las habilidades son determinantes para que una persona pueda hacer una buena acción. Por ejemplo, un hádiz (tradición) dice que los pecados de una persona de mal genio no serán perdonados. ¿Por qué no se perdona el mal genio? Porque cada vez que deja un pecado, debido a su temperamento vuelve a cometer ese pecado por el mal hábito de conducta que tiene...
Uno de los factores clave de la piedad es que una persona debe cuidarse a sí misma. Otro factor importante es que el ser cuidadoso debe repetirse tanto hasta que se vuelva una habilidad...
Si una persona dice que tener piedad es difícil, decimos que al principio parece así. Se necesita tiempo para que una persona adquiera esta habilidad. Pero esta dificultad se superará...
Algunas personas imaginan que su intensa fe en Dios debería obligarlas a hacer buenas obras. Es un gran error. Porque no se forma una creencia intensa, a menos que hagas buenas obras por un tiempo y abandones el pecado por un tiempo...
¿Por qué es tan importante la acción? Cuando sabes que las acciones son muy importantes, comienzas a tener piedad siendo vigilante. Entonces, obtienes hábitos. O debes enfrentarte a los malos hábitos para ser libre...
Nuestro problema son nuestros hábitos que se basan en nuestros deseos carnales. Nuestro problema son las habilidades que no desarrollamos. La cantidad de fe y conocimiento que tenemos es suficiente. Solo tenemos que esforzarnos en nuestras acciones...
Debemos incrementar el valor de las acciones por nosotros mismos, para que comencemos a tener cuidado de nosotros mismos...
Una persona piadosa es aquella que está alerta. Una persona piadosa no es aquella que es muy religiosa y ha ganado piedad debido a su fe. Podemos tener piedad antes que tener fe. Podemos ser una persona cuidadosa que ha ganado disciplina debido a su vigilancia. Por tanto, nadie debe esperar a tener fe para tener piedad.
Ali reza Panahian.
5m:28s
1678
[Al Quds 2014] Turcos marchan en el Día Mundial de Al-Quds por...
Cientos de turcos marchan por Estambul en el Día Mundial de Al-Quds para reivindicar la liberación de la tierra palestina y el fin de los...
Cientos de turcos marchan por Estambul en el Día Mundial de Al-Quds para reivindicar la liberación de la tierra palestina y el fin de los asesinatos del régimen Israel en la Franja de Gaza. El Día Mundial de Al-Quds fue declarado por el ayatolá Jomeini, la paz esté con él.
Este año la celebración del Día Mundial de Al-Quds está cargada de furia. Palestina lleva más de dos semanas sufriendo los sangrientos bombardeos del régimen israelí, que ya se han cobrado más de 850 vidas.
Este día fue declarado por el fundador de la República Islámica de Irán, el Ayatolá Jomeini, la paz esté con él. En esta jornada los musulmanes de todo el mundo caminan bajo la bandera de Palestina para exigir el fin de la opresión del régimen israelí a ese pueblo, cuyas tierras ocupó y hasta hoy arrincona y asesina.
\"Que Dios destruya sus trampas”, dice Zeynep sobre las estratagemas pergeñadas por el Occidente para bloquear todo juicio internacional a los crímenes de guerra cometidos por el régimen de Israel. El Gobierno turco, en cambio, ha condenado públicamente, en muy repetidas ocasiones, las masacres perpetradas en la Franja de Gaza.
Los turcos inventan nuevas formas de luchar contra el régimen sionista. La última, llamar masivamente a un boicot a todos los productos israelíes que se venden en Turquía.
Lluís Miquel Hurtado, Estambul.
El grupo de HispanTV les recuerda a los seguidores de nuestra página en Youtube de que en el caso de que no se suban nuevos vídeos, en 48 horas, esto significa que YouTube ha bloqueado el acceso de este canal a su cuenta oficial. De ser así, haga Clic en el siguiente enlace para obtener nuestra nueva dirección en YouTube:
http://www.hispantv.com/detail.aspx?i...
http://www.hispantv.com
http://www.facebook.com/HispanTV
http://plus.google.com/+HispanTV
http://hispantv.com/Frequencies.aspx
http://hispantv.com/Live.aspx
http://twitter.com/HispanTV
http://vk.com/HispanTV
2m:18s
10908
[4 June 2015] Palestinos en Gaza conmemoran el aniversario del Día...
En Gaza, palestinos salieron en una marcha hacia la oficina representativa de la Organización de las Naciones Unidas (ONU) para conmemorar...
En Gaza, palestinos salieron en una marcha hacia la oficina representativa de la Organización de las Naciones Unidas (ONU) para conmemorar 48 años de la ocupación israelí del resto de Palestina y partes de países árabes, la llamada Naksa.
Condenando las imposiciones del régimen israelí y el papel pasivo de la ONU, palestinos de la Franja de Gaza salieron en una marcha organizada por facciones palestinas para conmemorar 48 años de la Naksa, el retroceso, cuando en 1967 el régimen de Israel ocupó Al-Quds (Jerusalén Este), la Franja de Gaza, Cisjordania, los altos del Golán, la península del Sinaí y partes de Jordania y Arabia Saudí.
Los participantes eligieron la oficina de la ONU porque consideran que tiene que asumir una responsabilidad tras las resoluciones acordadas.
Los participantes expresaron su rechazo total a un proyecto de ley israelí con el que quiere anexionar los asentamientos ilegales en Cisjordania. Las facciones palestinas aseguraron que lucharán para acabar con la ocupación y sus políticas.
Los palestinos, refugiados en su mayoría, exigen en cada ocasión que la ONU asuma su responsabilidad política y humanitaria ante ellos y que no disminuyan el nivel de sus ayudas humanitarias.
Después de 48 años de la derrota de los ejércitos árabes y la caída del resto de Palestina en las manos de los sionistas, los palestinos cuentan hoy sobre todas las formas de resistencia y sueñan con la victoria y la liberación.
Mussa’ab Bashir, Franja de Gaza.
¡Suscríbete a HispanTV!
https://www.youtube.com/user/hispantv...
El grupo de HispanTV les recuerda a los seguidores de nuestra página en Youtube de que en el caso de que no se suban nuevos vídeos, en 48 horas, esto significa que han bloqueado el acceso de este canal a su cuenta en YouTube. De ser así, haga Clic en el siguiente enlace para obtener nuestra nueva dirección en YouTube:
http://93.190.24.12/detail.aspx?id=24...
http://www.hispantv.com
http://www.facebook.com/HispanTV
http://plus.google.com/+HispanTV
http://www.hispantv.com/distribuci%C3...
http://www.hispantv.com/directo
http://twitter.com/HispanTV
http://vk.com/HispanTV
2m:21s
4431
[18 July 2015] Líder: Irán no negociará temas regionales o...
El Líder de la Revolución Islámica de Irán, el ayatolá Seyed Ali Jamenei, ha dejado claro que el país persa no cambiará \"de ninguna...
El Líder de la Revolución Islámica de Irán, el ayatolá Seyed Ali Jamenei, ha dejado claro que el país persa no cambiará \"de ninguna manera\" su postura política ante EE.UU. tras la conclusión de los diálogos nucleares con G5+1.
Irán tampoco negociará temas regionales y bilaterales con Estados Unidos, ha recalcado el ayatolá Jamenei, en un sermón pronunciado tras liderar este sábado el rezo colectivo del Eid al-Fitr, al que han asistido altas autoridades iraníes entre ellas el presidente Hasan Rohani.
Irán nunca es bienvenida una guerra, pero en el caso de que ocurra, derrotará a Estados Unidos, ha aseverado el Líder iraní.
\"Las políticas de EE.UU. en Oriente Medio son totalmente contrarias a la gestión de Irán en la región\" y, de hecho, \"no se puede negociar con un gobierno que apoya al régimen israelí\", ha explicado el Líder iraní.
\"Las autoridades estadounidenses no han dejado de fanfarronear, tras la conclusión de los diálogos nucleares\", ha aseverado el comandante en jefe de las Fuerzas Armadas de Irán, para luego afirmar que el enemigo solo podrá soñar con la sumisión de Irán.
En cuanto a recientes declaraciones de autoridades estadounidenses sobre el uso de la opción militar contra el país persa en caso necesario, el Líder iraní ha aseverado que, para Irán nunca es bienvenida una guerra, pero en el caso de que ocurra, derrotará a Estados Unidos.
De acuerdo con el ayatolá Jamenei, el presidente de EE.UU., Barack Obama, si bien ha admitido que su país ha cometido errores respecto a Irán, \"sigue cometiendo errores en varias partes de región\".
Además el Líder iraní, ha enfatizado que el pueblo persa nunca cederá ante las demandas excesivas de sus enemigos y continuará apoyando a sus amigos en la región.
\"Sea aprobado o no el texto de conversaciones nucleares, Irán no dejará de apoyar a sus amigos en la región. Pueblos como Yemen, Palestina, Baréin, Irak, Siria y El Líbano siempre contarán con este apoyo”, ha precisado.
El Líder iraní ha afirmado que la participación multitudinaria del pueblo persa en la marcha por el Día Mundial de Al-Quds (el 10 de julio de 2015) es un señal de bendición de Dios y la mejor vía para conocer a la nación iraní.
Aunque el enemigo intenta mostrar una imagen falsa de la nación iraní, este pueblo es conocido por sus lemas y sus movilizaciones antisraelíes en el último viernes del mes sagrado de Ramadán, ha añadido el ayatolá Jamenei.
En otra parte de su discurso, ha elogiado los esfuerzos de la delegación nuclear iraní durante sus conversaciones en Viena (Austria) y ha dicho que el G5+1 (EE.UU., el Reino Unido, Francia, Rusia, China más Alemania) tenía como objetivo desmantelar la industria nuclear del país, pero se vio obligado a aceptar la continuación de las actividades nucleares de Irán, teniendo en cuenta que Teherán considera prohibida la producción de armas nucleares basándose en sus principios religiosos.
Por último, el ayatolá Jamaeni ha felicitado al pueblo iraní y a todas las naciones musulmanas del mundo el Eid al-Fitr (fiesta que marca el final del mes sagrado de Ramadán, el noveno mes del calendario islámico).
¡Suscríbete a HispanTV!
https://www.youtube.com/user/hispantv...
El grupo de HispanTV les recuerda a los seguidores de nuestra página en Youtube de que en el caso de que no se suban nuevos vídeos, en 48 horas, esto significa que han bloqueado el acceso de este canal a su cuenta en YouTube. De ser así, haga Clic en el siguiente enlace para obtener nuestra nueva dirección en YouTube:
http://93.190.24.12/detail.aspx?id=24...
http://www.hispantv.com
http://www.facebook.com/HispanTV
http://plus.google.com/+HispanTV
http://www.hispantv.com/distribuci%C3...
http://www.hispantv.com/directo
http://twitter.com/HispanTV
http://vk.com/HispanTV
2m:57s
5772
Mala gestión saudí provocó estampida en La Meca - Sept 26,2015- Spanish
El secretario general de la Sociedad de la Media Luna Roja de Irán, Ali Asqar Ahmadi, dedicó un momento a HispanTV para hablar sobre la estampida...
El secretario general de la Sociedad de la Media Luna Roja de Irán, Ali Asqar Ahmadi, dedicó un momento a HispanTV para hablar sobre la estampida en la ciudad de La Meca, Arabia Saudí.
Mala gestión de los responsables de seguridad saudíes, es la causa principal de la estampida, así lo afirma Ali Asqar Ahmadi.
Ahmadi culpa a los responsables de seguridad de la zona donde ocurrió la tragedia. Según los testigos, eran jóvenes con poca experiencia. Debería haber alguien con más experiencia para ayudarles, nos asegura.
Cuenta que ahora, el principal reto es encontrar a los desparecidos. Para conocer su destino, diez equipos iraníes están rastreando hospitales y centros médicos de Yaddah, Taif y La Meca. Más de 300 personas siguen desaparcadas.
Tras la estampida mortal en La Meca, Irán envía una delegación a Arabia Saudí. Su misión es averiguar las causas de esta tragedia y pedir respuestas a las autoridades saudíes.
El ministro de Cultura y Orientación Islámica de Irán, Mohamad Ali Yanati, junto con su delegación que lleva ayuda para repatriar los cadáveres y participar en la investigación.
Asa Esfandiari, Teherán.
2m:6s
4717
[20 March 2016] Líder iraní: EEUU busca restablecer su hegemonía...
El Líder de la Revolución Islámica de Irán, el ayatolá Seyed Ali Jamenei, ha resaltado que el Gobierno estadounidense busca restablecer su...
El Líder de la Revolución Islámica de Irán, el ayatolá Seyed Ali Jamenei, ha resaltado que el Gobierno estadounidense busca restablecer su hegemonía sobre Irán.
“Ellos (los estadounidenses) se están moviendo en esta dirección con el fin de ser capaces de restablecer su hegemonía”, advierte el ayatolá Jamenei, durante un discurso pronunciado este domingo ante una gran multitud de peregrinos en el santuario del Imam Reza (la paz sea con él) en la ciudad de Mashad, noreste de Irán.
El Líder ha hecho hincapié en que la Revolución Islámica de Irán, cuya victoria se registró en 1979, liberó a la nación de las garras profundamente enraizadas de Washington y demostró que los iraníes pudieron hacer frente a EE.UU. La Revolución devolvió el país a sus verdaderos propietarios, agrega.
Antes de la revolución, ha añadido, Washigton saqueaba las riquezas de Irán y el régimen Pahlavi permitió que Irán fuese la principal base del Reino Unido y EE.UU. en la región.
El Líder ha reiterado que la nación iraní no tiene problemas con el pueblo estadounidense, pero el Gobierno de EE.UU. es el enemigo del país persa.
En alusión al acuerdo nuclear logrado entre Irán y el Grupo 5+1 (EE.UU., Francia, el Reino Unido, China y Rusia, más Alemania), conocido como el Plan Integral de Acción Conjunta (JCPOA, por sus siglas en inglés), el ayatolá Jamenei ha indicado que la parte occidental, bajo varios pretextos y engaños, no está cumpliendo a plenitud con sus compromisos como levantar todos los obstáculos a las transacciones bancarias del país persa o descongelar los activos iraníes en el extranjero.
A continuación, el Líder iraní también ha puesto de relieve que no hay garantía de que el sucesor del presidente de EE.UU., Barack Obama, “cumpla con estas obligaciones mínimas”.
\"Los candidatos presidenciales de EE.UU. están compitiendo entre sí para atacar a Irán (…) Esto es (prueba de) enemistad”, ha aseverado.
El ayatolá Jamenei ha afirmado que el secretario estadounidense del Tesoro, Jack Lew, no escatima ningún esfuerzo para impedir que Irán se beneficie de los resultados del JCPOA.
En referencia a la elección del lema económico para el Año Nuevo 1395, “Economía de la resistencia; acción e implementación”, ha dicho que el Occidente buscaba dar a entender a los iraníes que tenían solo dos opciones para escoger: llegar a un acuerdo con EE.UU. o sufrir dificultades económicas.
El ayatolá Jamenei ha alertado que el Occidente pretende adoctrinar a los iraníes y propagar la idea de que deben arrodillarse ante las exigencias de EE.UU. o sufrir las consecuencias.
El Occidente, prosigue, quiere que los iraníes abandonen sus demandas, como la cuestión palestina, y sigan los dictados de Washington.
A continuación, ha advertido de que si no resistimos, el Occidente ampliará gradualmente sus demandas hasta incluso llegar a cuestionar los principios de la República Islámica.
El Líder también ha pedido un aumento en el nivel de productividad en Irán, en particular en el sector de la energía, con el fin, añade, de ahorrar miles de millones de dólares.
¡Suscríbete a HispanTV!
https://www.youtube.com/user/hispantv...
2m:38s
4788
[11/21/2017] Irán: Victoria del eje de la Resistencia contra Daesh -...
El Cuerpo de Guardianes de la Revolución Islámica informa al Líder iraní de la victoria de la Resistencia en la lucha contra el EIIL....
El Cuerpo de Guardianes de la Revolución Islámica informa al Líder iraní de la victoria de la Resistencia en la lucha contra el EIIL.
El comandante de las Fuerzas de Quds del Cuerpo de Guardianes de la Revolución Islámica (CGRI), el general Qasem Soleimani, en un importante mensaje enviado hoy martes al Líder de la Revolución Islámica, el ayatolá Seyed Ali Jamenei, ha informado de la victoria de los combatientes del eje de Resistencia en su lucha contra el grupo terrorista EIIL (Daesh, en árabe) en Siria.
“Le informo humildemente del fin de la operación para la liberación de la ciudad de Abu Kamal, último feudo de Daesh en Siria, con la retirada de la bandera de este grupo estadounidense-sionista y su sustitución por la bandera de Siria”, ha señalado el general Soleimani.
En su nota destaca, por una parte, el liderazgo y las directrices del máximo clérigo chií de Irak, el gran ayatolá Seyed Ali Sistani, y, por otra, la resistencia de las Fuerzas Armadas de Siria e Irak, en especial, de las fuerzas populares de Al-Hashad Al-Shabi. También el determinante papel del Movimiento de Resistencia Islámica de El Líbano (Hezbolá) y de su secretario general, Seyed Hasan Nasrolá, y el coraje de los jóvenes musulmanes que desempeñaron un rol definitivo a la hora de encarar dicho “envenenado huracán”.
También ha mencionado los crímenes de lesa humanidad perpetrados por los terroristas, su brutalidad, sus acciones violentas y el alto nivel de destrucción que han provocado en los últimos seis años en “dos países muy influyentes del mundo islámico” con el objetivo de crear lo que califican de estado Islámico de Irak y el Levante.
Le informo humildemente del fin de la operación para la liberación de la ciudad de Abu Kamal, último feudo de Daesh en Siria, con la retirada de la bandera de este grupo estadounidense-sionista y su sustitución por la bandera de Siria”, ha señalado el general Qasem Soleimani, comandante de las Fuerzas de Quds del Cuerpo de Guardianes de la Revolución Islámica (CGRI).
Israel reconoce que Al-Asad gana la guerra contra terroristas | HISPANTV
El ministro israelí para asuntos militares, Avigdor Lieberman, reconoce que Siria ha ganado la lucha contra el grupo terrorista EIIL (Daesh, en árabe).
“Líderes y organizaciones vinculados con Estados Unidos diseñaron al detalle los crímenes perpetrados por los extremistas takfiríes, tal como han confesado las máximas autoridades estadounidenses”, ha apostillado.
En la última parte de su mensaje al Líder de Irán, ha felicitado esta gran victoria tanto al ayatolá Jamenei como a la nación de Irán, amén de a los pueblos reprimidos de Irak y Siria y a los musulmanes del mundo.
El general Soleimani desempeñó un papel crucial en los duros combates del domingo para hacerse con el total control de la ciudad de Abu Kamal, la última urbe que controlaba Daesh en el este de Siria, en la provincia oriental de Deir Ezzor, fronteriza con Irak, por lo que, además, se cierra el acceso de los terroristas a las fronteras con Irak.
Desde el inicio de las crisis de Irak y Siria, la República Islámica de Irán ha apoyado a los Gobiernos y las naciones de Irak y Siria con asesoría militar por solicitud de Bagdad y Damasco, respectivamente, y asegura que seguirá ayudando a sus vecinos hasta la derrota total del terrorismo en la región.
2m:1s
5088